kesehatan dan pola reproduksi remaja

mengupas masalah seputar reproduksi dari sisi kamu semua..

Romantis tapi MEMATIKAN !!! 12.14


Boleh percaya boleh tidak, fakta di balik ciuman ternyata lebih bikin deg-degan ketimbang filmnya! Berita baiknya dulu, silakan catat, ciuman bisa membuat pelakunya lebih sehat,
secara fisik maupun psikis.



Artinya, di samping untuk memuaskan hasrat,
ciuman memang punya manfaat nyata. Tapi, ada tapinya lo, ciuman itu
ternyata bisa juga menjadi vektor (perantara) menularnya
penyakit-penyakit tertentu. Yang kalau disepelekan, dampaknya bisa
menyeramkan.


Bahaya pakai lidah

Ciuman,
apa pun gayanya, tentu melibatkan kontak bibir. Kecuali ciuman jarak
jauh, atau cium kangen yang dititipkan pada surat cinta atau angin
puting beliung.

Saat kontak bibir itulah, proses penularan sejumlah
penyakit sangat mungkin terjadi. Memang prosesnya tidak bisa
disamaratakan untuk semua penyakit. Namun, tetap saja harus membuat
siapa pun orangnya, berhati-hati sebelum mencium.

Boleh percaya boleh tidak, fakta di balik ciuman ternyata lebih bikin deg-degan ketimbang fimnya!

Misalnya,
saat mencium orang yang riwayat kesehatannya belum diketahui secara
pasti, seperti pacar baru, calon pacar, kenalan di bioskop, teman lama
yang telah 15 tahun tak bertemu, dan sejenisnya. Kalau nekat, apalagi
dilakukan di depan umum, bukan cuma da’i kondang Aa Gym yang bakal
tidak setuju, drg. Sunarso B., M.Sc., ahli mikrobilogi oral dari
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pun geleng-geleng
kepala.

Menurut Sunarso, penularan penyakit lewat ciuman memang
kerap ditanyakan awam. Pertanyaan yang paling sering diajukan, apakah
ciuman bisa menularkan virus HIV/AIDS? Masih kata Sunarso, hingga saat
ini kalangan dokter baru meyakini empat media penularan HIV/AIDS. Yakni
lewat hubungan seksual (heteroseksual maupun homoseksual), tranfusi darah, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama, dan lewat plasenta (dari ibu ke bayi yang dikandung)

Transmisi
HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali,
karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil
ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air
ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme,
seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori
imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel
limfosit-T, yang daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Menurut Sunarso, jika ciuman hanya berupa cipok, ciuman
ringan, kecupan sayang, cium kening, pipi, atau bibir luar saja, HIV
diyakini tidak menular. Tetapi jika aksinya menjurus pada french
kissing yang penuh birahi dan menyertakan lidah sebagai faktor penambah
nikmat, sehingga terjadi pertukaran cairan mulut, maka bisa saja HIV
bermigrasi. Lebih-lebih jika terdapat luka di mulut, baik berupa lecet
ringan, seriawan, maupun radang.

Saat kontak bibir itulah,
proses penularan sejumlah penyakit sangat mungkin terjadi. Memang
prosesnya tidak bisa disamaratakan untuk semua penyakit. Namun, tetap
saja harus membuat siapa pun orangnya, berhati-hati sebelum mencium.

Celakanya,
keberadaan luka kadang tidak disadari. Bisa karena begitu kecil,
sehingga tidak dirasa sama sekali. Namun, karena ukuran virus atau
bakteri jauh lebih renik, maka luka sekecil apa pun tetap bisa menjadi
jalan masuk bagi makhluk-makhluk tak kasat mata telanjang ini.

Di luar HIV, masib ada sederet lagi penyakit infeksi yang
bisa menular lewat french hissing. Dari deretan virus, misalnya,
terdapat hepatitis (A, B, maupun C), dan herpes labialis. Balikan
menurut Sunarso, keduanya memiliki risiko penularan lebih tinggi
daripada HIV. Dari kelompok bakteri, ada sifilis, gonore (GO), dan
tuberkulosis. Sedangkan dari kelas jamur ada Candida albicans.

Misalnya,
saat mencium orang yang riwayat kesehatannya belum diketahui secara
pasti, seperti pacar baru, calon pacar, kenalan di bioskop, teman lama
yang telah 15 tahun tak bertemu, dan sejenisnya. Kalau nekat, apalagi
dilakukan di depan umum, bukan cuma da’i kondang Aa Gym yang bakal
tidak setuju, drg. Sunarso B., M.Sc., ahli mikrobilogi oral dari
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pun geleng-geleng
kepala.

Romantis tapi mematikan

Umumnya penyakit yang menular lewat ciuman adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi.

Transmisi
HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali,
karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil
ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air
ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme,
seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori
imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel
limfosit-T, yang daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Hal ini wajar, karena makhluk-makhluk "halus" itu memang
suka sekali keluyuran dari satu korban ke korban lain dengan cara
menumpang cairan tubuh. Namun, meski tak ada riwayat infeksi, setiap
orang tetap harus berhati-hati, terutama mereka yang alergi terhadap
makanan tertentu.

David Steensma, dokter ahli hematologi di RS Mayo Clinic, Amerika Serikat, pernah melaporkan sebuah kasus unik.

Dia
menangani seorang wanita muda (20 tahun) yang masuk instalasi rawat
darurat akibat terlalu hot berciuman, dan jelas bukan sembarang ciuman.
Ternyata, satu jam sebelum masuk rumah sakit, si cewek mendapat kado
dari kekasihnya.Kadonya begitu istimewa, ciuman selamat malam yang
sangat menggairahkan.

Namun, selang satu menit kemudian, muncul reaksi alergi di
bibirnya, yang makin lama makin parah. Disusul kulit memerah, perut
kram, tenggorokan bengkak, dan saluran napas menyempit sehingga dia
susah bernapas. Kepada Steensma, si cewek mengaku punya riwayat alergi
udang dan kerang-kerangan. Usut punya usut akhirnya ketahuan, ciuman
fantastis itulah biang keladinya. Karena "kado mematikan" itu
dihadiahkan kurang dari satu jam setelah si cowok makan udang.

Hal
ini wajar, karena makhluk-makhluk "halus" itu memang suka sekali
keluyuran dari satu korban ke korban lain dengan cara menumpang cairan
tubuh. Namun, meski tak ada riwayat infeksi, setiap orang tetap harus
berhati-hati, terutama mereka yang alergi terhadap makanan tertentu.

Lewat kontak mulut, bahan alergen dari udang tampaknya
ngelencer dari mulut si cowok ke mulut pacarnya. Kasus ini sekaligus
membuktikan, pengidap alergi makanan wajib waspada tidak hanya terhadap
apa yang dimakan, tapi juga berhati-hati terhadap orang yang
menciumnya. Kecuali memang ingin berurusan dengan selang infus rumah
sakit.

Sementana Joy Davidson, Ph.D., psikolog dan seksolog di
Seattle mengatakan, "Ciuman adalah meditasi sensual yang bisa meredakan
ketegangan pikiran." Ketika seseorang melakukannya dengan orang yang ia
cintai, suami atau istrinya, tubuhnya akan mengalami perubahan
fisiologis yang mirip ketika melakukan meditasi. Jika dilakukan secara
rutin, tradisi sun sing suwe yang dilandasi kasih sayang bisa membuat
pelakunya lebih berdaya tahan, awet muda, dan panjang umur.

Umumnya penyakit yang menular lewat ciuman adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi.

Transmisi
HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali,
karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil
ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air
ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme,
seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori
imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel
limfosit-T, yang d
daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Jelas
sudah, berciuman memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Yang paling
penting, pastikan yang Anda cium bukan pacar, istri, atau suami orang!

Boleh percaya boleh tidak, fakta di balik ciuman ternyata lebih bikin deg-degan ketimbang filmnya!

Berita
baiknya dulu, silakan catat, ciuman bisa membuat pelakunya lebih sehat,
secara fisik maupun psikis.



Artinya, di samping untuk memuaskan hasrat,
ciuman memang punya manfaat nyata. Tapi, ada tapinya lo, ciuman itu
ternyata bisa juga menjadi vektor (perantara) menularnya
penyakit-penyakit tertentu. Yang kalau disepelekan, dampaknya bisa
menyeramkan.


Bahaya pakai lidah

Ciuman,
apa pun gayanya, tentu melibatkan kontak bibir. Kecuali ciuman jarak
jauh, atau cium kangen yang dititipkan pada surat cinta atau angin
puting beliung.

Saat kontak bibir itulah, proses penularan sejumlah
penyakit sangat mungkin terjadi. Memang prosesnya tidak bisa
disamaratakan untuk semua penyakit. Namun, tetap saja harus membuat
siapa pun orangnya, berhati-hati sebelum mencium.

Boleh percaya boleh tidak, fakta di balik ciuman ternyata lebih bikin deg-degan ketimbang fimnya!

Misalnya,
saat mencium orang yang riwayat kesehatannya belum diketahui secara
pasti, seperti pacar baru, calon pacar, kenalan di bioskop, teman lama
yang telah 15 tahun tak bertemu, dan sejenisnya. Kalau nekat, apalagi
dilakukan di depan umum, bukan cuma da’i kondang Aa Gym yang bakal
tidak setuju, drg. Sunarso B., M.Sc., ahli mikrobilogi oral dari
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pun geleng-geleng
kepala.

Menurut Sunarso, penularan penyakit lewat ciuman memang
kerap ditanyakan awam. Pertanyaan yang paling sering diajukan, apakah
ciuman bisa menularkan virus HIV/AIDS? Masih kata Sunarso, hingga saat
ini kalangan dokter baru meyakini empat media penularan HIV/AIDS. Yakni
lewat hubungan seksual (heteroseksual maupun homoseksual), tranfusi darah, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama, dan lewat plasenta (dari ibu ke bayi yang dikandung)

Transmisi
HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali,
karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil
ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air
ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme,
seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori
imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel
limfosit-T, yang daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Menurut Sunarso, jika ciuman hanya berupa cipok, ciuman
ringan, kecupan sayang, cium kening, pipi, atau bibir luar saja, HIV
diyakini tidak menular. Tetapi jika aksinya menjurus pada french
kissing yang penuh birahi dan menyertakan lidah sebagai faktor penambah
nikmat, sehingga terjadi pertukaran cairan mulut, maka bisa saja HIV
bermigrasi. Lebih-lebih jika terdapat luka di mulut, baik berupa lecet
ringan, seriawan, maupun radang.

Saat kontak bibir itulah,
proses penularan sejumlah penyakit sangat mungkin terjadi. Memang
prosesnya tidak bisa disamaratakan untuk semua penyakit. Namun, tetap
saja harus membuat siapa pun orangnya, berhati-hati sebelum mencium.

Celakanya,
keberadaan luka kadang tidak disadari. Bisa karena begitu kecil,
sehingga tidak dirasa sama sekali. Namun, karena ukuran virus atau
bakteri jauh lebih renik, maka luka sekecil apa pun tetap bisa menjadi
jalan masuk bagi makhluk-makhluk tak kasat mata telanjang ini.

Di luar HIV, masib ada sederet lagi penyakit infeksi yang
bisa menular lewat french hissing. Dari deretan virus, misalnya,
terdapat hepatitis (A, B, maupun C), dan herpes labialis. Balikan
menurut Sunarso, keduanya memiliki risiko penularan lebih tinggi
daripada HIV. Dari kelompok bakteri, ada sifilis, gonore (GO), dan
tuberkulosis. Sedangkan dari kelas jamur ada Candida albicans.

Misalnya,
saat mencium orang yang riwayat kesehatannya belum diketahui secara
pasti, seperti pacar baru, calon pacar, kenalan di bioskop, teman lama
yang telah 15 tahun tak bertemu, dan sejenisnya. Kalau nekat, apalagi
dilakukan di depan umum, bukan cuma da’i kondang Aa Gym yang bakal
tidak setuju, drg. Sunarso B., M.Sc., ahli mikrobilogi oral dari
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pun geleng-geleng
kepala.

Romantis tapi mematikan

Umumnya penyakit yang menular lewat ciuman adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi.

Transmisi
HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali,
karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil
ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air
ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme,
seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori
imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel
limfosit-T, yang daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Hal ini wajar, karena makhluk-makhluk "halus" itu memang
suka sekali keluyuran dari satu korban ke korban lain dengan cara
menumpang cairan tubuh. Namun, meski tak ada riwayat infeksi, setiap
orang tetap harus berhati-hati, terutama mereka yang alergi terhadap
makanan tertentu.

David Steensma, dokter ahli hematologi di RS Mayo Clinic, Amerika Serikat, pernah melaporkan sebuah kasus unik.

Dia
menangani seorang wanita muda (20 tahun) yang masuk instalasi rawat
darurat akibat terlalu hot berciuman, dan jelas bukan sembarang ciuman.
Ternyata, satu jam sebelum masuk rumah sakit, si cewek mendapat kado
dari kekasihnya.Kadonya begitu istimewa, ciuman selamat malam yang
sangat menggairahkan.

Namun, selang satu menit kemudian, muncul reaksi alergi di
bibirnya, yang makin lama makin parah. Disusul kulit memerah, perut
kram, tenggorokan bengkak, dan saluran napas menyempit sehingga dia
susah bernapas. Kepada Steensma, si cewek mengaku punya riwayat alergi
udang dan kerang-kerangan. Usut punya usut akhirnya ketahuan, ciuman
fantastis itulah biang keladinya. Karena "kado mematikan" itu
dihadiahkan kurang dari satu jam setelah si cowok makan udang.

Hal
ini wajar, karena makhluk-makhluk "halus" itu memang suka sekali
keluyuran dari satu korban ke korban lain dengan cara menumpang cairan
tubuh. Namun, meski tak ada riwayat infeksi, setiap orang tetap harus
berhati-hati, terutama mereka yang alergi terhadap makanan tertentu.

Lewat kontak mulut, bahan alergen dari udang tampaknya
ngelencer dari mulut si cowok ke mulut pacarnya. Kasus ini sekaligus
membuktikan, pengidap alergi makanan wajib waspada tidak hanya terhadap
apa yang dimakan, tapi juga berhati-hati terhadap orang yang
menciumnya. Kecuali memang ingin berurusan dengan selang infus rumah
sakit.

Sementana Joy Davidson, Ph.D., psikolog dan seksolog di
Seattle mengatakan, "Ciuman adalah meditasi sensual yang bisa meredakan
ketegangan pikiran." Ketika seseorang melakukannya dengan orang yang ia
cintai, suami atau istrinya, tubuhnya akan mengalami perubahan
fisiologis yang mirip ketika melakukan meditasi. Jika dilakukan secara
rutin, tradisi sun sing suwe yang dilandasi kasih sayang bisa membuat
pelakunya lebih berdaya tahan, awet muda, dan panjang umur.

Umumnya penyakit yang menular lewat ciuman adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi.

Transmisi
HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali,
karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil
ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air
ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme,
seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori
imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel
limfosit-T, yang d
daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Jelas
sudah, berciuman memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Yang paling
penting, pastikan yang Anda cium bukan pacar, istri, atau suami orang!

2 comments:

dwi mengatakan...

yang terakhir ga banget deh!

STREET BOY mengatakan...

MASA SEH??
KAYAKNYA GW GA KNAPA2 TUH.
LEBAY NEH

Posting Komentar

kasih komentar ya, kritik dan saran juga...terima kasih!